π°||Ψ¨Ψ³Ω Ψ§ΩΩΩ Ψ§ΩΨ±ΨΩ Ω Ψ§ΩΨ±ΨΩΩ ||π°
Parenting Anak Islam
βββββββββββββββ
ππΉπ
BAB 2
{ Pendidikan Anak Usia 4-10 Tahun }
Banyak mencela akan berbuntut penyesalan.
teguran dan celaan yang berlebihan mengakibatkan sang anak makin berani melakukan keburukan dan hal-hal yang tercela.
Rasulullah adalah orang yang paling menghindari hal tersebut. Beliau sangat menghindari mencela anak, apapun yang anda lakukan. Nabi shallallahu alaihi wasallam mengambil sikap ini untuk menanamkan perasaan punya malu serta menumbuhkan keutamaan sikap mawas dan dari ketelitian yang berkaitan erat dengan akhlak mulia. semuanya itu dirasakan sebagai sentuhan pendidikan yang begitu tinggi oleh Anas yang pernah melayani Rasulullah. Ia mengungkapkan kesan terhadap beliau Dengannya mengatakan,”aku telah melayani Rasulullah selama sepuluh tahun. Demi Allah, beliau tidak pernah mengatakan, ‘Ah’, tidak pernah menanyakan, ‘Mengapa engkau melakukan itu?’ dan tidak pula mengatakan, ‘Mengapa engkau tidak melakukan itu’.
Dalam riwayat lain, Anas mengatakan, “Beliau tidak pernah sekali pun memerintahkan sesuatu kepadaku, kemudian aku menangguhkan pelaksanaannya atau menyia-nyiakannya, lalu beliau mencelaku. Jika ada salah seorang dari ahli baitnya mencelaku, beliau justru membelaku, ‘Biarkanlah dia, seandainya hal itu ditakdirkan terjadi, pastilah terjadi’.”
Mungkin seseorang akan mengatakan, ” Seandainya kita bersikap lemah lembut dan banyak toleran, anak akan bertambah berani melakukan pelanggaran dan kita tidak bisa mengarahkan atau membimbingnya. “Bila memang demikian, mengapa hal yang dikhawatirkan itu tidak dilakukan oleh Anas Ibnu Abbas, Zaid bin haritsah dan putranya Usamah bin Zaid, anak-anak Ja’far, anak-anak pamannya, Al-Abbas maupun anak-anak lainnya, yang pendidikan mereka ditangani oleh Nabi? Mengapa mereka justru menjadi tokoh dan Imam pemberi petunjuk bagi manusia? Mengapa mereka atau sebagian dari mereka tidak ada yang bersikap kurang ajar?
Orang yang tidak menyukai metode pendidikan yang dilakukan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam, atau memandang bahwa ada yang lebih baik, atau memasukkan beberapa perbaikan dan modifikasi dalam metode pendidikan Rasulullah, tentulah anak seperti Ibnu Abbas dan Usamah akan mengalami kegagalan bila dididik olehnya dan pemikiran mereka akan berubah.
Jika dia mengatakan, “Maksudnya bukan begitu, metode yang digunakan oleh Nabi shallallahu alaihi wasallam adalah yang terbaik, tetapi keadaan para pemuda telah berubah dan begitu pula generasi masa kini seperti yang Anda lihat sendiri. Di samping itu, kita tidak sehebat Nabi shallallahu alaihi wasallam. ”
Kami katakan bahwa dalam menjalankan misi pendidikannya, Nabi shallallahu’alaihi wasallam telah berinteraksi dengan sejumlah pemuda dengan karakter yang berbeda-beda. Nabi pernah berinteraksi dengan seorang pemuda yang datang kepadanya meminta izin untuk berzina maka beliau memperlakukannya dengan lembut dan cara yang bijaksana sehingga mampu menggandeng tangannya menuju jalan keselamatan dan tobat.
Beliau pernah berinteraksi dengan pemuda yang suka membuat kerusuhan. Mereka suka melempari pohon kurma milik orang lain dan mengambil buahnya yang sudah masak. Beliau pernah berinteraksi dengan pemuda Yahudi pada detik-detik akhir hidupnya dan beliau menyuruhnya untuk masuk Islam. Akhirnya, sang pemuda mau masuk Islam setelah meminta izin kepada orang tuanya yang beragama Nasrani melalui isyarat matanya. Nabi shallallahu alaihi wassalam pernah berinteraksi dengan sejumlah orang yang suka berbuat kesalahan, kemaksiatan, dan mabuk-mabukan, pada akhirnya mereka keluar dari hadapannya dalam keadaan telah sadar dan kembali ke jalan yang benar. Hal ini telah dinyatakan oleh pengakuan mereka sendiri bahwa mereka belum pernah melihat seorang pengajar pun yang lebih lembut dan lebih baik daripada beliau.
Syarat agar pendidikan yang benar bisa terwujud ialah hendaknya orang tua selalu menyertai anak-anak sejak awal tanpa membiarkan adanya celah, perbuatan menyimpang, atau mendiamkan tindakan yang tidak disukai. Bila kita mau mengatasi masalah ini kita akan menemukan bahwa banyak hal yang telah kita lalaikan.
Baca Juga : Tidak Memisahkan Anak dari Keluarganya
ββββββββββββββββββββ
Sumber : Diringkas dari Buku βIslamic Parentingβ Pendidikan Anak Metode Nabi
Karangan: Syekh Jamal Abdurrahman
Penerbit : AQWAM Jembatan Ilmu
Channel Telegram Parenting Anak Islam.
π»π±π»
π±Join Channel Telegram kami:
ππππ
https://t.me/ParentingAnakIslam
πΉππΉ
Selamat datang kembali, silahkan login ke akun Anda.
Belum menjadi member? Daftar